Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Tips Mengikuti MPLS Untuk Anak TK, Anak Senang Hati Tenang



Tahun 2024 ini Zeanissa sudah resmi menjadi anak sekolah, tepatnya anak TK A. Lokasi sekolahnya tak jauh dari rumah dan sebenarnya bisa di tempuh dengan jalan kaki kurang lebih sekitar 10 menit saja, namun karena kalau pergi sekolah diantar dengan saya sekaligus berangkat kerja jadi kami pergi ke sekolah dengan motor barulah ketika pulang sekolah dijemput oleh tantenya bisa dengan jalan kaki atau naik motor juga.

Selama seminggu lalu, dari tanggal 15-19 Juli sama dengan anak-anak sekolah lainnya yang berada di wilayah Tangerang, Zeanissa memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Selama masa MPLS ini Zeanissa belum menggunakan seragam dari sekolah namun masih memakai pakaian bebas. 

Kegiatannya pun masih perkenalan dengan teman-teman, guru-guru dan lingkungan sekolah tentunya. Kegiatan MPLS dimulai lebih siang dari waktu masuk sekolah biasanya dan hanya berlangsung selama dua jam saja.

Selama Zeanissa mengikuti MPLS ini ternyata diluar dari dugaan saya, di hari pertama ia mengikuti MPLS tidak mau bergabung dengan teman-temannya malah saya pun sampai ikut masuk ke dalam kelasnya namun di hari kedua saya hanya menunggunya diluar kelas bersama dengan orang tua lainnya dan hebatnya di hari ketiga dan seterusnya, ia setuju hanya diantar saja ke sekolah dan dijemput oleh tantenya.

Keberhasilan melalui masa MPLS anak TK tanpa drama, tanpa emosi dan sesuai dengan harapan saya, karena itu ada beberapa hal yang menjadi catatan tersendiri mengenai hal tersebut dan mudah-mudahan dapat menjadi tips yang dapat digunakan oleh ayah bunda di tahun-tahun berikutnya bila anak akan mengikuti MPLS juga disekolah terutama ketika TK.

Seperti yang kita tahu, TK masih menjadi tempat pertama anak-anak mengenal dunia pendidikan diluar dari rumah, TK juga menjadi masa peralihan anak-anak balita menjadi anak yang siap menerima pembelajaran diluar dari yang diajarkan oleh orang tua sekaligus masa pertama kali anak-anak bertemu dengan lebih banyak orang baru seperti teman seumuran dan juga guru-guru.

Namun karena itu semua adalah hal baru bagi mereka sehingga kerap kali anak-anak akan merasa takut, khawatir ataupun tidak nyaman sehingga banyak diantara anak-anak yang kemudian menjadi enggan berkumpul dengan temannya, tidak mau mengikuti perintah atau instruksi dari gurunya hingga akhirnya terjadilah yang paling membuat orang tua khwatir di hari pertama masuk ke sekolah anak mengambek lalu menangis.

Sounding

Hal pertama yang saya lakukan sejak lama dan semakin intens ketika sudah sebulan mendekati waktu masuk sekolah adalah tak henti-henti melakukan sounding, menceritakan hal-hal baik, kegiatan yang menyenangkan dan aktivitas seru yang akan dilakukan oleh anak-anak di sekolah.

Hal itu akan membantu anak-anak sedikit banyak mempunyai gambaran akan seperti apa kondisi di sekolahnya. Namun jangan bercerita yang berlebihan agar realita yang akan ditemui anak dengan ekspektasinya tidak terlalu jauh perbandingannya.


Ajak Terlibat Mempersiakan Kebutuhan Sekolah

Banyak barang yang harus dibawa ketika pertama kali datang ke sekolah dan biasanya barang-barang itu kita beli baru dan anak-anak pada beberapa barang juga baru mengetahui perlengkapan atau peralatan sekolah tersebut.

Untuk itu penting melibatkan anak dalam mempersiapkan barang tersebut sehingga ia dapat merasakan vibes menjadi anak sekolah sekaligus kita dapat memberitahu dan mengingatkan ia akan barang-barang miliknya. 

Jangan lupa memesan stiker nama yang lucu-lucu agar menarik perhatian anak-anak, usahakan membeli gambar karakter favoritnya, begitu juga dengan perlengkapan dan peralatan sekolah bila memungkinkan belilah dengan tokoh karakter yang tengah disukai oleh anak, ini bisa memotivasi dirinya untuk rajin belajar dan ke sekolah.


Membiasakan Rutinitas Baru

Yang tak lupa harus dilakukan juga oleh orang tua adalah membiasakan anak-anak untuk bangun pagi, kebetulan Zeanissa memang sudah terbiasa untuk bangun pagi jadi ini effortless bagi saya melakukannya namun butuh usaha yang luar biasa untuk menemani ia sarapan dan mandi di pagi hari.

Untuk yang ini saya melakukannya benar-benar pelan sekali, salah satu cara yang saya lakukan adalah menanyakan menu yang ingin ia makan sebagai sarapan dan mempersiapkannya di esok harinya, dengan demikian anak akan menjadi lebih semangat untuk sarapan dan pastikan anak sudah cukup kenyang saat sarapan sehingga setelahnya ketika diajak untuk mandi ia pun mau dan tidak membuat drama-drama, bak pepatah perut kenyang hati pun senang, juga berlaku buat anak-anak.

Kemudian tidak lupa juga untuk membawakan bekal sesuai dengan permintaanya sehingga ia akan lebih bersemangat datang ke sekolah dan bekal makanan pun selalu habis tak tersisa.

Saya termasuk ibu yang tidak sanggup membuat kreasi bekal, jadi saya membuat seadanya saja makanya saya mensiasati sebisa mungkin mempesiapkan untuk bekal sesuai dengan keinginan anak. Untuk kotak bekal saya belikan dengan model tiga sekat yang kemudian setiap hari saya isi dengan satu untuk minuman bisa susu, yoghurt atau yakult, kemudian buah potong dan cemilan.


Mengantar & Menemani Di Sekolah

Untuk saya sendiri wajib mengantar dan menemani anak di hari pertamanya masuk ke sekolah, bila memungkinkan lakukan bersama dengan ayahnya juga karena dengan begitu anak-anak akan merasa lebih diperhatikan dengan kehadiran kedua orang tuanya. 

Biasanya pihak sekolah juga akan mengajurkan bagi para orang tua agar datang mengantar anaknya ke sekolah sementara untuk menunggu anak-anak selama hari pertama sekolah ini, sekolah juga memberikan pemakluman karena memang anak-anak belum bisa mandiri dan langsung merasa nyaman dengan lingkungan baru sehingga perlu beradaptasi dulu.

Seperti itulah yang terjadi pada Zeanissa, yang butuh waktu lebih lama daripada anak lainnya untuk beradaptasi dengan lingkunan baru disekolahnya, sehingga ia menolak untuk ikut serta bergabung bermain dan melakukan aktivitas lainnya.

Yang saya lakukan adalah tetap pro aktif untuk mengajaknya tetap mengikuti kegiatan yang diikuti oleh teman-temannya walaupun ia menolak tapi saya tetap mengusahakannya, namun saya melakukannya tanpa memaksanya.

Seperti ketika teman-temannya diminta untuk berbaris, saya ikut berbaris dibagian belakang teman-temannya sehingga Zeanissa yang awalnya tidak mau berbaris jadi mengikuti untuk berbaris, kemudian saya berbicara dengannya dengan berbisik "seru yah ada baris-baris" walaupun tanggapannya kesal namun sebenarnya ia memperhatikan dan penasaran dengan kegiatan yang dilakukan oleh teman-temannya.

Menjaga Suasana Hati & Emosi

Yang paling penting lagi sebagai orang tua ketika hari pertama sekolah, kita tidak hanya harus menjaga mood anak-anak agar dapat mengikuti kegiatan MPLS disekolah namun penting juga menjaga emosi kita sebagai orang tua, bila anak-anak menjadi ngambek atau rewel kita tidak menjadi mudah marah sehingga yang kemudian terjadi akan membuat anak menangis. 

Inilah yang paling saya hindari selama masa MPLS dihari pertama, yaitu anak menangis, bila ia sudah menangis kita akan perlu effort lebih besar lagi untuk menenangkannya dan yang paling kita takuti kita bisa saja memberikan kenangan yang buruk hingga trauma mengenai hari pertama disekolah.

Bila pengalaman hari pertamanya sudah berjalan dengan tidak menyenangkan, menjadi pr juga untuk kita sebagai orang tua untuk mengajak anak rajin ke sekolah di esok hari dan seterusnya, menurut saya anak-anak itu mudah mengingat hal-hal yang ia rasa tidak menyenangkan.

Jadi bila ada waktu anak-anak masih keberatan untuk bergabung dengan teman-temannya atau belum mau diajak beraktivitas bersama dengan gurunya dan ia lebih memilih untuk tetap mau menempel saja dengan kita orang tuanya, biarkan saja. 

Yang penting kita jangan jadi tantrum karena merasa anak kita tidak seperti anak lainnya, kita sebagai orang tua juga harus punya kesadaran kesulitan beradaptasi pasti akan dialami anak-anak namun beda anak beda juga tahapan adaptasinya, ada yang cepat sekali tapi anak yang butuh lebih banyak waktu. kuncinya tetap sabar dengan terus menjadi orang tua yang supportif bagi anak kita.


Semoga ayah dan bunda bisa membersamai anak-anak dihari pertama mereka ke sekolah sehingga anak-anak akan selalu merasakan kesenangan ketika datang ke sekolah dan dapat mengikuti sesi belajarnya dengan bersemangat.

Bagaimana hari-hari MPLS anak-anak ayah bunda, apakah sama dengan pengalaman saya ? sharing ceritanya dikolom komentar yah.

Komentar

Formulir Kontak