Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Tentang Lembur Di Hari Libur

 


Sabtu ini (3/8/24) gara-gara hari sebelumnya terlupa membawa pulang beberapa bungkus strawberry dan segelas cincau yang tertinggal di lemari es, akhirnya siang ini saya terpaksa kekantor untuk mengambilnya karena kalau menunggu hari senin lagi khawatir cincau akan basi dan buah-buah strawberry rencananya mau dibawa untuk bekal Zeanissa dihari senin.

Perjalanan siang ini agak aneh, ketika keluar rumah hampir jam 2 siang, cuaca panas terik namun disertai turun hujan yang tidak deras sih tapi tidak bisa dibilang kecil juga, tapi karena matahari yang tetap bersinar terang saya pun memutuskan tidak memakai jas hujan dan untungnya hujan aneh ini hanya menemani selama kurang lebih 3 km perjalanan saja. Setelahnya saya temui jalan yang basah seperti habis diguyur hujan deras.

Setelah menginformasikan maksud dan tujuan datang kekantor ke bapak security yang berjaga hari itu, saya pun bergegas naik ke lantai dua dan cukup terkejut mendapati lampu ruangan menyala terang benderang dan begitu memasuki ruangan terdengar sayup-sayup suara musik yang tengah di putar dari salah satu cubicle.

Untungnya ini tengah hari bolong yah, jadi saya tidak ada perasaan takut sama sekali apalagi ternyata saya mengenal orang yang memutar lagu-lagu tersebut, ia adalah salah satu teman kantor walaupun beda departement  yang membuat saya terkejut justru karena ternyata ia sendirian saja diruangan dari tadi pagi.

"kenapa kerja dari kantor ? kan bisa wfh aja"
"iya bisa sih, tapi gak dibayar kerja gw, rugi.. kalau kekantor gw bisa mengajukan lembur karena kan ada bukti absen masuk dan pulang"

Sejujurnya gw terenyuh mendegar jawaban dari teman gw ini. Teman gw ini sudah berkeluarga,  seorang ayah dengan dua orang anak. Seharusnya waktu akhir pekan ini bisa ia pakai untuk berkumpul dengan keluarganya, bermain dengan anak-anaknya atau berman-manja dengan istrinya. 

Namun ia memilih datang kekantor karena ada kerjaan yang memaksa untuk diselesaikan hari itu dan ia memilih untuk datang kekantor, menempuh perjalanan yang tidak sebentar karena kalau dikerjakan dirumah, lelah kerjanya menjadi tidak bernilai dalam bentuk rupiah yang seharusnya ia dapatkan sebagai nilai tukar atas waktunya yang telah terbuang karena menyelesaikan pekerjaan.

Sebagai kantor pusat, hari kerja dikantor secara resmi adalah senin sampai jumat, berbeda dengan kantor cabang yang hari kantornya sampai dengan sabtu, namun selama ini setahu dan sepengalaman di department sendiri, kita hampir nggak pernah ada lembur dihari sabtu apalagi harus datang mengerjakannya  dikantor.

Awal bulan Agustus ini sebenarnya ada deadline untuk hari senin, tak seperti teman sekantor yang lebih memilih mengerjakan dikantor lalu bisa mengklaim kerjanya sebagai lembur namun saya justru memilih sebaliknya.

 Ya, saya memilih wfh karena tidak bisa klaim lembur, jadi untuk klaim lembur ini harus atas persetujuan manager dan izin ke departmen GA untuk menggunakan lampu dan internet namun untuk saya memilih wfh, lebih karena  pekerjaan saya tidak harus dikerjakan seharian dikantor pun masih bisa selesai, kebetulan sistem yang kita gunakan bisa diakses dari luar kantor juga.

... dan lebih dari itu, sebagai seorang ibu bekerja hari sabtu dan minggu saya lebih ingin berada dirumah bersama anak-anak karena selama hari kerja, hanya sedikit waktu kebersamaan kita dipagi hari sebelum bundanya ini berangkat kerja dan di malam hari dimulai dari jam 6 sore, sekalipun saya bisa klaim lembur sebagai pengganti waktu kerja, saya tetap akan memilih wfh, karena tidak ada orang yang bisa menggantikan saya menjaga anak dirumah dihari libur.

Dari perbedaan pilihan ini saya lantas jadi berpikir sebagai ibu bekerja yang ternyata lebih mengutamakan waktu bersama anak-anaknya di akhir pekan, menomorduakan pekerjaan dari kantor dan sebaliknya para bapak yang memutuskan untuk tetap bekerja di hari sabtu yang notabene adalah hari libur mereka tapi demi tambahan menafkahi keluarganya, pilihan berat itupun ia ambil.

Iya gw bilang berat karena pasti bapak yang mengambil kerja lembur dihari seharusnya dimana ia libur, kemungkinan pasti akan mendapat protes tidak hanya dari istri tapi juga anak-anak apabila anaknya sudah mengerti hari libur dan hari kerja.

Kalau sesekali dalam sebulan mengambil kerja lembur dihari libur mungkin tidak akan menjadi masalah namun berbeda cerita bila hal tersebut terjadi setiap minggu.

Hanya ada dua kemungkinan hal tersebut terjadi : antara pekerjanya yang tidak memaksimalkan penyelesaian pekerjaan dihari senin sampai dengan jumat atau atasan yang tidak dapat mendelegasi atau mengkoordinasi pekerjaan tersebut dengan baik, karena seharusnya kalau pekerja lembur dihari libur, atasan juga tetap harus ada effort walau hanya memberikan instruksi hingga harus mengecek hasil kerjanya.

Sejujurnya kalau saya memang benar-benar memanfaatkan hari libur untuk sama sekali tidak berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut pekerjaan, bukan hanya karena menjaga bonding dengan anak-anak namun juga untuk menjaga kewarasan pada pekerjaan.

Bagi saya pekerjaan kantor yang tidak ada hentinya dikerjakan bukan menunjukkan loyalitas tanpa batas namun justru sebaliknya akan membuat kita lelah, menguras tenaga, pikiran dan juga emosi dan akhirnya tanpa kita sadari alih-alih menjadi semakin mencintai justru kita akan membenci pekerjaan-pekerjaan tersebut, rekan kerja, lingkungan kerjahingga atasan.

Dunia kerja sebagian dari dunia kita, maka penting untuk menjaga keterseimbangannya dengan dunia lain seperti hubungan dengan anggota keluarga, sosial pertemanan dan lainnya. Bila kita mulai memberatkan salah satunya tentu menjadi masalah untuk kita dikemudian hari.

Teman-teman yang bekerja dan kerap kali lembur dihari libur, semoga allah mudahkan usahanya dan bila ada cerita-cerita seputar kantor mengenai hal ini, sharing yuk dikolom komentar.

Komentar

  1. Jadi ingat waktu masih kerja, kalau akhir bulan atau ada audit tahunan,
    pernah harus masuk kerja bahkan disaat rangorang sedang libur pergantian tahun.
    Semangat untuk semua pejuang rupiah, apalagi kepala keluarga seperti si Bapak yang harus merelakan weekend dengan lembur di kantor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau sudah urusan audit udah beda lagi yah kak, heuheu... emg harus banget deh kita lembur walaupun hari libur

      Hapus
  2. Sebagai mantan jurnalis, apa itu lembur? Apa itu libur? Kerja mah tiap hari.. kadang tidur aja di kantor. Eh ini mah saya aja yang kelewat workaholic sih, saking sukanya sama pekerjaan. Kalau sekarang mah freelancer dan WFH, jadi punya lebih banyak waktu untuk teman, keluarga, hewan peliharaan, dan kebun deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oiya bener kak ada juga beberapa pekerjaan yang memang gak mengenal hari libur dan lembur, hajar terus kerjaannya.. semoga cuannya juga sesuai yah kak, aamiin yra

      Hapus
  3. Betul mbak, hidup itu harus seimbang. Kerjaan di mana dan kapan saja pasti ada saja. Tidak harus setiap saat kerja terus.

    Kalau slogannya hanya kerja kerja kerja. Bisa dipastikan akan bermasalah, bukannya malah produktif. Karena tubuh sendiri dan keluarga juga punya haknya

    BalasHapus
  4. Buat teman-teman yang masih harus lembur untuk membereskan pekerjaan nya, tetap semangat. Karena akan lebih terasa nikmat cape ketika bekerja, daripada kita harus cape mencari kerja. Jalani, nikmati, syukuri 🤲

    BalasHapus
  5. Bagi orang yang tidak memiliki waktu bebas seperti ada anak yg harus diajak meet time, ada keluarga kecil yg harus dibahagiakan, ada orangtua yang harus dirawat dll. waktu libur adalah waktu yg sangat berharga. kadang lembur menjadi sebuah target seseorang untuk dapatkan penghasilan tambahan. apapun itu semoga waktu yang digunakan dapat dijalani dg baik.

    BalasHapus
  6. Nah, dulu ketika harus ambil lembur, aku pun memilih begini sih, Kak. Soalnya kalau dikerjakan di rumah (waktu itu masih single dan anak kosan) ya kan nggak kehitung dan seolah keringatnya cuma dibayar pakai makasih doang. Kalau sekarang sih, mendigan diupayakan biar nggak lembur sih. Beda aja semangatnya kalau harus pegang kerjaan di hari libur sementara senin sampai jumat masih harus tetap masuk kantor juga.

    BalasHapus
  7. Semoga teman-teman yang masih harus lembur di hari libur selalu dikuatkan, ya.. Selalu semangat buat kerjaannya dan harapannya... Kalau aku pribadi sebisa mungkin nggak ambil kerjaan di weekend soalnya udah pingin full time sama keluarga dan anak-anak. Tapi tiap orang bisa beda-beda kebutuhannya. Jadi jalani dengan happy aja semua pilihannya..

    BalasHapus
  8. Kayanya lembur tuh menyenangkan kalau timnya solid dan saling bantu.
    Abis kerja, bisa menikmati makan bareng bersama, hehehe.. ini buat yang belum berkeluarga sih yaa.. jadi minim tanggungjawab. Kalau uda berkeluarga memang jadi beda crita dan kudu mengatur waktu sebijak mungkin agar tercapai balanced life.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik, semua komentar akan di moderasi terlebih dahulu oleh penulis.

Formulir Kontak