Hari ini tepat seminggu setelah saya melahirkan anak ketiga saya, untuk mengingat hari-hari tersebut saya menuliskan ini, salah satunya karena diproses kelahiran sebelum-sebelumnya saya tak pernah mampu menuliskannya di blog ini. Terlalu banyak distraction.
Proses Persalinan Kelahiran
Sore itu (24/9) seharusnya hanya menjadi kunjungan untuk konsultasi pemutusan tanggal lahir anak ketiga saya yang akan dilakukan secara caesar namun saat dilakukan CTG saya merasakan kontraksi yang cukup kuat untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan CTG memang umumnya dilakukan pada trimester ketiga kehamilan untuk memantau aktivitas dan denyut jantung janin serta kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Mesin CTG akan mengeluarkan hasil berupa grafik sesuai dengan denyut jantung janin dan kontraksi rahim.
Padahal usia kandungan saya saat itu baru masuk 27 minggu dan 2 hari, namun karena proses kelahiran tidak memungkinkan bila dilakukan secara normal karena riwayat persalinan sebelumnya sebanyak 2 kali terjadi secara caesar sehingga adanya kontraksi tersebut cukup mengkhawatirkan.
Mengikuti saran Dokter Roza dari RS Sari Asih Ciledug, saya dan paksu sepakat untuk mempercepat proses persalinan yang rencananya baru akan dilakukan pada minggu depannya menjadi keesokan harinya.
Seharusnya setelah proses CTG itu saya tidak boleh pulang lagi dari RS, namun karena saya ke RS membawa anak saya dan belum mempersiapkan kebutuhan untuk melahirkan, akhirnya setelah bernegosiasi dengan pihak RS saya pun diperbolehkan pulang dan harus ada di RS lagi sebelum tengah malam, saya jadi merasa seperti cinderela, hahaha.
Begitu pulang saya segera mempersiapkan keperluan untuk melahirkan, keperluan bayi dan juga untuk ayahnya yang menemani proses persalinan dengan rencana untuk 3 hari.
Kok bisa belum ada persiapan ?
Ini saya memang santai banget untuk menyambut kelahiran anak ketiga ini, nggak yang persiapan dari jauh-jauh hari atau heboh sekali seperti anak kedua apalagi anak pertama, beberapa keperluan bahkan saya baru beli sehari sebelum saya berangkat ke RS untuk check up.
Selain mempersiapkan keperluan selama di RS, saya tak lupa juga mempersiapkan kebutuhan sekolah untuk Zaidan, kemudian menitipkan berbagai pesan untuknya dan untuk Zeanissa juga, untungnya malam itu Zeanissa tidak ada drama sama sekali ketiga kami tinggal untuk berangkat ke RS.
Yang terakhir, saya juga menitipkan pesan panjang lebar untuk ibu saya yang saya tinggal bersama kedua anak saya tersebut, terutama untuk keperluan bekal makan sekolah Zaidan hingga keperluan les-lesnya.
Kembali ke RS tepat ditengah malam, begitu tiba dikamar untuk menunggu waktu persalinan esok hari, saya segera makan nasi goreng yang dibelikan paksu didepan RS untuk persiapan puasa selama 6 jam sebelum operasi caesar.
Kemudian saya diambil darah, disuntik untuk persiapan pasang infus dan ternyata kali pertama ini saya juga diharuskan untuk mendapatkan donor darah dan karena di RS tidak cukup ada stok sehingga paksu diminta ambil di PMI kota tangerang di jam 2 pagi. Tidak bisa ditunda karena saya akan pakai esok paginya.
Untung paksu sudah siap mental menghadapi persalinan istrinya untuk yang ketiga kalinya ini, jadi ia langsung berangkat setelah mendapatkan surat jalan dan tas khusus untuk membawa darah dari PMI nanti, paksu baru kembali sekitar 3.30 pagi, lama nunggu petugasnya katanya.
Sebelumnya paksu juga mengurus proses administrasi, rencana awal saya akan membayar secara cash yang kemudian akan dilakukan reimbursment ke asuransi kantor ternyata paksu malah ditanyakan nomor NIK saya dan diinformasikan bila saya mempunyai BPJS yang bisa digunakan.
Akhirnya setelah diskusi saya mengikuti paksu, kami pun memilih memanfaatkan BPJS yang selama ini saya tidak tahu kalau saya punya karena tagihannya dibayar oleh kantor. Saya baru ingat setelah melihat catatan yang diberikan oleh paksu untuk pilihan faskes pertamanya karena saya mengisi beberapa tahun lalu dan ingat betul mengapa saya memilih faskes pertama tersebut.
Malam itu saya tidak dapat istirahat dengan nyenyak, bukan karena khawatir dengan operasi caesar yang akan saya jalani namun karena kamar di RS, entah kenapa ac-nya tidak terasa dingin sehingga tidak membuat nyaman untuk tidur.
Ditambah saya agak kepikiran dengan paksu yang harus ke PMI ditengah malam, saya tuh khawatir ia akan nyasar karena memang paksu itu tak pandai membaca google map. Untunglah misinya mendapatkan tambahan 1 kantong donor darah aman terkendali.
Sekitar jam 7an pagi saya diinformasikan oleh seorang suster untuk bersiap dibawa ke kamar operasi, disini saya sudah dipasangkan inpus dan disuntik entah apa namanya saya lupa ketika diinfokan oleh susternya, suntikan tersebut memberikan efek sesaat terasa gatal sekali dibagian kelamin.
Memasuki ruang operasi saya diminta untuk mengganti home dress dengan pakaian operasi setelah itu langsung masuk ruang operasi, dokter kandungan sempat mengajak saya mengobrol sebelum dokter anastesi melaksanakan tugasnya.
Hari itu Jumat pagi tanggal 25 Agustus 2022 Anak saya pun lahir di jam 9.55 pagi, seorang laki-laki sesuai dengan hasil usg selama masa kehamilan, selama proses operasi saya hanya banyak beristigfar dan menahan kantuk karena ingin dapat mendegar suara tangisan anak saya.
Setelah dibersihkan lalu diazankan oleh ayahnya, kemudian bayi kecil ini diberikan ke saya oleh seorang suster agar saya dapat melakukan inisiasi menyusui dini (imd), terharu sekali rasanya mendengar tangisan anak ketiga ini diatas dada saya dan usahanya untuk bisa menyusu membuat saya antara percaya dan tidak kalau saya punya bayi lagi.
Selama operasi berjalan, mungkin karena sudah yang ketiga kalinya jadi saya tidak merasakan ketakutan, saya berusaha menikmati setiap prosesnya saja. Operasi caesar ini juga sekaligus saya menjalani tubektomi.
Tubektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi untuk perempuan yang dilakukan dengan cara memotong (permanen) atau mengikat (sementara) saluran tuba falopi.
Pilihan kontrasepsi ini merupakan saran dari dokter dan yang menjadi pertimbangan saya memilihnya mengingat usia saya yang tak lama lagi mencapai 40 tahun dan setelah berdiskusi dengan paksu dan kami merasa cukup dengan 3 orang buah hati.
Hari-Hari Di Rumah Sakit
Setelah menjalani proses operasi saya pun dibawa keruang pemulihan dan saya pun segera tak sadarkan diri alias tertidur pulas, saya tidak ingat pasti berapa lama saya tertidur, saya dibangunkan ketika akan dipindahkan ke kamar rawat.
Selama berada di kamar rawat ini terjadi lagi ac yang menyala tidak terasa dingin dan ini membuat saya mandi keringat, saya sudah minta suster untuk mengatur temperatur menjadi lebih dingin karena selama siang hari pun bayi tidak ada diberikan kepada saya dan saya benar-benar memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat.
Saya mendapati kamar rawat kelas 1 sesuai dengan BPJS yang saya gunakan untuk persalinan, di kamar kelas 1 ini, terdapat 2 tempat tidur untuk pasien. Sebenarnya lebih nyaman bila setelah melahirkan itu kamarnya hanya 1 tempat tidur saja karena selain dapat beristirahat dengan tenang juga dapat lebih leluasa bergerak karena hanya keluarga sendiri saja yang ada di dalam kamar tersebut, namun memang untuk 1 kamar dengan 1 tempat tidur biasanya harganya lebih mahal.
Dahulu pertama kali setelah saya melahirkan secara caesar, dokter dan suster berpesan untuk hari pertama diusahakan sudah bisa memiringkan badan ke kanan dan ke kiri, lalu di hari kedua sudah bisa duduk ditempat tidur tanpa ada bantuan dan di hari ketiga sudah bisa berjalan.
Ternyata secara mengejutkan di hari pertama ini, ketika sore hari saya sudah bisa berjalan sendiri ke toilet untuk bak, setelah infusan dan pendonoran darah dilepas, rasanya pun tidak terlalu sakit dibagian perut, saya pikir karena memang saya santai menghadapi operasi caesar ini sehingga saya seperti tidak merasakan sakitnya.
Malam hari pun ketika anak saya tidur bersama saya, saya tidak bergadang, anak saya tidur nyenyak sekali, padahal ia belum ada minum asi sama sekali dihari itu karena asi masih belum keluar juga namun memang saya terus melakukan stimulasi dengan rajin memberikan asi ke anak saya sesuai dengan arahan dokter.
Ternyata rasa sakit yang tak terlalu hebat dihari pertama setelah dioperasi itu adalah fatamorgana, hahaha. Dihari kedua paginya ketika akan bangun dari tidur, seluruh badan terasa kaku dan saya kesulitan sekali bangun dari tempat tidur, baru bisa bangun setelah dibantu oleh paksu. Bila kemarin sore saya bisa berjalan dengan normal pagi ini saya harus dibantu untuk bak dan bab.
Dari tadi malam saya sudah dipesankan oleh suster untuk sudah bisa bak dan bab setelah operasi caesar untuk bisa melakukan kedua hal tersebut sangatlah sulit, untuk bak sudah bisa saya lakukan walaupun tidak lancar seperti biasanya dan untungnya juga tidak anyang-anyangan.
Sementara untuk bab lebih sulit lagi, akhirnya pagi ini dibantu suster saya diberikan obat untuk memperlancar bab dan setengah jam kemudian barulah bisa bab dengan lancar. Hari kedua juga masih saya maksimalkan untuk istirahat, memulihkan kondisi tubuh sendiri, bayi saya setelah dimandikan dibawa keruang rawat bayi, siang hari barulah diberikan kepada saya untuk dilakukan stimulasi pada payudara lagi agar dapat segera mengeluarkan asi.
Seperti halnya anak pertama dan kedua proses keluarnya asi dari payudara saya memang tidak lancar dan malam kedua ini benar-benar merasakan bergadang karena anak saya menangis terus mungkin sudah merasakan haus, saya tetap menyusuinya walaupun belum ada juga asi yang keluar, untungnya ada paksu yang menemani sehingga walau terasa pedih sekali yah melihat anak yang ingin menyusu tapi belum ada asi yang keluar namun saya sedih saya tak berkepanjangan tetap semangat mengasihi.
Pagi harinya dengan bantuan suster dilakukan pijat laktasi dan alhamdulillah asi mulai keluar dari kedua payudara saya walaupun masih beberapa tetes saja namun setidaknya sudah bisa memberikan asi. Paksu juga diajarkan melakukan pijat laktasi oleh suster, agar dapat membantu melancarkan keluarnya asi dari kedua payudara.
Hari ini adalah hari ketiga dirumah sakit, saya mulai tidak betah, salah satu hal yang membuat saya tidak betah karena belum bisa mandi, jadi selama 3 hari itu saya hanya membersihkan tubuh dengan waslap saja. Untungnya dari suster menginformasikan saya sudah boleh pulang namun harus menunggu pengecekan pada bayi saja jadi harus menunggu dokter anak datang untuk berkunjung.
Akhirnya sekitar jam 10 pagi, kami pun diizinkan untuk pulang. Kami tak langsung pulang kerumah, mampir dulu ke restoran pizza untuk menepati janji pada kedua kaka bila pulang dari rumah sakit akan membelikan mereka pizza karena sudah menjadi anak pintar dan baik selama ditinggal ke rumah sakit.
Seminggu Setelahnya
Berada dirumah memang lebih nyaman, walaupun istirahat tidak bisa merasakan istirahat seperti ketika berada di RS karena ada dua anak lainnya yang meminta diperhatikan juga, terlebih lagi Zeanissa yang baru menginjak usia 3 tahun, menjadi lebih rewel dan menyebalkan.
Setidaknya dirumah bisa lebih leluasa bergerak ke sana-ke sini tidak perlu merasa risih dengan pakaian yang dikenakan karena ketika di RS di kamar rawat saya berbagi dengan ibu lainnya yang sama-sama baru selesai melahirkan dengan proses caesar.
Hari ketiga setelah ada dirumah, ditemani paksu saya kembali ke RS untuk mengecek kondisi bayi kami dan ternyata agak sedikit kuning sehingga harus cek bilirubin, selain itu berat badannya pun turun hampir setengah kg, saya takut sekali bila hasil cek tersebut mengharuskan bayi kami ditinggal di RS karena harus disinar dengan perawatan fototerapi.
Alhamdulillah setelah pengecekan bilirubin hasilnya masih di bawah 15 mg, lebih tepatnya 11 mg sehingga kami pun diperbolehkan pulang dan disarankan untuk selalu berjemur dipagi hari kurang lebih 10-15 menit dan harus lebih sering diberikan asi agar berat badannya pun bisa terkejar sesuai dengan yang seharusnya.
Setiap hari saya tak pernah absen menjemur bayi saya pada pukul 8 dan sebelum jam 9 pagi dan berangsur-angsur selama seminggu kondisinya makin membaik, berat badannya juga bertambah terus sesuai dengan harapan.
Sehingga di hari ketujuh atau seminggu setelah kelahirannya, kami pun dapat melaksanakan proses Aqiqah. Aqiqah merupakan wujud syukur kepada Allah SWT.
Aqiqah merupakan kewajiban yang dilakukan oleh orang tua muslim seperti kami, Aqiqah adalah proses kegiatan menyembelih hewan ternak pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan, untuk bayi laki-laki diwajibkan mengaqiqahkan 2 ekor kambing sementara untuk anak perempuan cukup 1 ekor kambing.
Untuk Aqiqah ini kami tidak menyembelih sendiri dua ekor kambing tersebut, melainkan menggunakan jasa sembelih sekaligus masak dari As Shidiq yang telah menjadi langganan kami untuk melaksanakan Aqiqah pada kedua anak kami sebelumnya.
Beberapa hal tak terduga terjadi di proses kelahiran anak ketiga ini, tidak sesuai dengan bayangan ataupun persiapan saya sebelumnya. Diantaranya adalah :
Proses kelahiran secara caesar ini berjalan sangat lancar, Allah memberikan kemudahan dan menjauhkan saya dari ketakutan setelah proses melahirkan selesai, untuk teman-teman calon ibu yang juga akan melahirkan secara caesar, memang caesar itu sakitnya setelah proses kelahiran selesai, berbanding terbalik dengan proses lahiran secara pervaginam.
Namun ternyata di kasus saya terasa sakitnya baru dihari kedua, dihari pertama saya benar-benar merasakan sakit yah memang sakit tapi tidak yang luar biasa, saya masih dapat istirahat dengan nyaman, makan dengan lahap, dapat mengobrol sambil bercanda dengan paksu sebagai hiburan.
Jangan terlalu khawatir yah calon bunda-bunda, insha Allah apapun jalan lahir yang bayi kita pilih, adalah yang terbaik dan yang pasti kita mampu menjalani dan melaluinya. Semangat !!
Biasanya setelah proses melahirkan menjadi momok untuk para bunda, masih dalam kondisi penyembuhan namun sudah harus memenuhi tuntutan dapat mengasihi dan merawat bayi yang baru lahir, untuk ini sebagai bunda baru kita harus siap mental, hidup tak lagi sama dengan sebelumnya dan tak lagi mudah dijalani atau kehidupan sebelumnya tak akan pernah kembali lagi.
Namun ternyata bayi ketiga saya ini lebih kalem daripada kakak-kakaknya, kali ini saya mendapati anak yang tidak rewel terutama di malam hari, saya tidak pernah bergadang sampai ingin nangis rasanya karena sangat mengantuk dan kelelahan.
Untuk proses mengasihi juga walau tidak lancar sekali tapi masih lebih mudah dari yang sebelumnya, terutama tidak ada sakit di area puting yang membuat saya menjerit-jerit hingga enggan menyusui karena sakit yang luar biasa akibat dari lecet di area payudara.
Yang terakhir, dukungan orang sekitar terutama dari paksu dan keluarga. Saran terbaik saya untuk para bunda baru jangan pernah sungkan untuk minta paksu memberikan dukungan terbaik setelah proses melahirkan agar kita tetap waras dan tidak menjadi bundazilla.
Dukungan terbesar saya tentu dari paksu yang alhamdulillah mudah sekali dimintakan tolong untuk bergantian menemani bayi bila ia terbangun di malam hari dan tidak mau tidur lagi, kemudian dari adik-adik perempuan saya yang secara bergantian membantu saya menjaga anak saya ini bila mereka kebetulan sempat datang kerumah, tak hanya menjaga namun juga membantu memandikan atau menjemur juga.
Yang juga terasa sekali bantuannya adalah dari mba yang bantu-bantu dirumah yang memudahkan urusan rumah tangga, ini yang buat saya juga nggak pusing dan bisa normal saja kondisinya walaupun merasakan ngilunya sayatan di perut ini gak hilang-hilang.
Memang sih nggak semua kita punya kecukupan untuk punya mba yang bantu-bantu dirumah, namun kalau ada ini benar-benar salah satu obat yang membantu penyembuhan karena pikiran kita dapat tercurah hanya untuk merawat bayi saja dan anak-anak serta paksu, karena hal lainnya seperti cucian, setrikaan, kebersihan rumah sudah di handle sama si mba ini.
Semoga cerita yang panjanggg sekali ini, bisa memberikan sedikit gambaran yang jarang sekali kita bisa tahu ceritanya, bisa memberikan informasi yang nyata mengenai proses persalinan yang ceritanya memang berbagai rupa, dan cerita saya hanya salah satu diantaranya.
Berat ya bagi Bunda melahirkan itu, tapi saat anak sudah lahir ke dunia ada kebahagiaan tersendiri apalagi kedatangan malaikat kecil di rumah nantinya. Terima kasih sharingnya!
BalasHapus