Akhirnya hari yang ditunggu tiba juga, hari pertama sekolah online dari rumah. Disekolah Zaidan school from home ini di istilahkan dengan Belajar Dari Rumah atau disingkat menjadi BDR.
Padahal saya sebagai orang tua sempat merasa senang di bulan Mei lalu saat mas mentri Nadiem Makarim sempat melontarkan wacana untuk diadakannya sekolah secara tatap muka langsung, walaupun salah satu alasannya sebagai pembanding agak kurang sreg saya terima karena sudah banyak ruang publik yang mulai dibuka, seperti mall misalnya.
Maka itu sebenarnya bersamaan dengan perasaan senang tersebut juga masih ada rasa agak ketar-ketir sih mengizinkan anak sekolah offline. Namun yah pengen juga, salah satu faktornya mungkin karena saya bekerja, yang sebenarnya agak sulit untuk menemani zaidan bersekolah online di hari saya juga bekerja dari rumah.
Mungkin ini yang dinamakan "manusia hanya bisa berencana, namun Tuhan berkehendak lain". Di negara kita kasus virus corona naik terus tepat dua minggu sebelum dimulainnya tahun ajaran baru, akhirnya pemerintah pun melakukan lockdown lagi dengan nama ppkm level 3 di pulau Jawa dan Bali.
Tahun ajaran baru di wilayah tangerang pun baru dimulai pada hari rabu tanggal 21 juli 2021. Lebih terlambat 10 hari dari wilayah jakarta yang sudah dimulai lebih dahulu sejak tanggal 12 juli 2021. Selayaknya sekolah offline, sekolah Zaidan pun tetap mengadakan masa orientasi sebelum masuk ke masa belajar yang sebenarnya.
Masa Orientasi Sekolah
Hari Pertama Orientasi. Zaidan semangat luar biasa, tanpa ada drama sama sekali, mudah saat dibangunkan di jam 6.30 pagi langsung mandi lalu mengenakan seragam pramuka, kemudian di lanjut sarapan dan minum susu sebelum masuk kelas zoom di jam 7.15.
Zaidan juga bisa mengikuti kelas dengan baik karena jaringan internet juga lancar dari rumah maupun dari sekolah, karena masih masa orientasi kegiatannya belum ada belajar. Di tiga hari pertama ini khusus untuk mengenal wali kelasnya sebanyak dua orang yaitu miss erlin dan miss susan.
Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan kepada guru-guru yang mengajar mata pelajaran olahraga, mengaji dengan metode ummi, bahasa arab dan bahasa inggris dan hari pertama di akhiri setelah semua anak-anak termasuk Zaidan juga berkenalan dengan teman sekelasnya sebanyak 20 orang lainnya.
Hari Kedua Orientasi. Masih sama dengan hari pertama, kegiatan Zaidan pagi hari berjalan sesuai dengan harapan saya. Di hari kedua ini diadakan test per anak dari kedua miss wali kelasnya. membaca beberapa kata pendek, berhitung dan mengenal angka dan huruf juga.
Hari kedua ini jatuh dihari kamis, seharusnya Zaidan mengenakan seragam batik sekolah berwarna hijau, namun karena masih belum tersedia dari sekolah sehingga Zaidan mengenakan baju batik yang kebetulan memang ia miliki dan cuma satu-satunya berwarna merah.
Hari Ketiga Orientasi. Melanjutkan agenda hari sebelumnya dengan tes membaca, berhitung dan menulis secara bergantian masing-masing anak, ternyata membuat Zaidan bosan menunggu dan akhirnya ia pun sempat tertidur walau hanya sesaat.
Hari jumat ini seragamnya adalah baju muslim, lagi-lagi masih belum ready seragamnya dari sekolah sehingga masih menggunakan pakaian muslim yang ada dirumah berwarna putih.
Keluh Kesah Belajar Dari Rumah
Setelah 3 hari masa orientasi sekolah Zaidan selesai, saya baru merasakan lelahnya mengikuti zoom class bersama anak-anak ini. Sebelumnya saya pikir nggak akan selelah itu menemani karena selama ini Zaidan pun sudah terbiasa mengikuti zoom class saat les bahasa inggris dengan durasi hampir 2 jam.
Padahal dihari pertama saya sempat tinggal untuk zoom meeting sama teman-teman kantor, jadi tidak benar-benar saya dampingi Zaidan ketika tengah mengikuti zoom class, dan berjalan lancar saja, namun begitu hari kedua dan ketiga, nggak bisa saya luput memperhatikan Zaidan mengikuti zoom class.
Ternyata hal itu terjadi karena faktor peserta zoom class yang lebih banyak, sehingga bila fitur voice tidak di mute by admin ada saja anak yang berteriak, atau ada yang terus-terusan berbicara, dan banyak macam-macam lagi deh kegiatan anak-anak yang lebih tidak terkontrol lagi walaupun beberapa kali guru sudah mengingatkan dan sudah membacakan tata tertib selama zoom class.
Zaidan juga sempat kena tegur sama gurunya karena selama zoom class memang tidak diperbolehkan menggunakan background ataupun filter, tapi Zaidan senang banget mencoba gonta-ganti terus karena dia juga baru tahu ada fitur ini di ipad.
Dari pengamatan saya juga riuhnya zoom class ikut berpengaruh pada minat belajar Zaidan, karena pengajar harus memperhatikan lebih banyak anak sehingga Zaidan pun menjadi kurang fokus untuk mengikuti zoom class karena perhatian guru mengajar pun lebih terpecah kebanyak anak.
Yang di hari pertama bisa menyimak dengan penuh semangat, menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan gurunya lalu juga menyapa teman-temannya, seperti sok kenal sok dekat yang memang biasanya Zaidan lakukan, di hari ketiga justru ia sudah sibuk dengan aktivitasnya sendiri di meja belajar dan akhirnya menjadi bosan hingga mengantuk dan tertidur sesaat.
Padahal ini baru masa orientasi belum masuk waktu belajar yang sebenarnya dengan berbagai mata pelajaran, bahkan banyak mata pelajaran yang sebelumnya ia tidak dapatkan di kelas tk-nya. Hanya dapat berharap anaknya bisa terus mengikuti kelas dengan baik dan minimnya gangguan dari koneksi jaringan internet saja.
Belanjaan Persiapan Belajar Dari Rumah
By the way saya tidak pakai wifi nih dirumah selama proses belajar online, Zaidan hanya mengandalkan hotspot dari hp saya yang menggunakan jaringan selular 3, dimana saya membeli paket family dengan kuota 117 GB seharga 117 ribu untuk sebulan, namun karena kebutuhan bulan ini lebih banyak jadi saya upgrade deh ke kuota 150 GB dengan harga 150 ribu juga.
Selain upgrade paket internet, ada lagi nih yang saya beli menyambut Zaidan masuk SD yaitu kursi tatami, ipad 8 sama gordeng baru dong. hahaha. Efek sekolah dirumah aja, beda banget yah persiapannya sama yang biasanya terjadi. Kalau dulu kan belinya tas, sepatu, lunch box set dan perlengkapan sekolah lainnya.
Kursi tatami ini sudah lama Zaidan meminta sejak setahun lalu ia ikutan les bahasa inggris, karena bila terlalu lama duduk terasa pegel juga area punggung dan bokong yah, dengan adanya kursi tatami ini saya berharap Zaidan bisa lebih nyaman saat zoom class setiap hari.
Kebetulan melihat review kursi tatami dengan harga 300 ribu aja, karena sudah cari-cari di market place rata-rata yang bagus tuh harganya sekitar 500 ribuan dan ini pun kursi tatami harga sebenarnya juga segitu, cuma saya beli pas lagi ada diskon dan dapat free ongkir juga, pas banget kan jadi nggak mau melewatkan kesempatan deh.
Untuk ipad 8 karena saya sih yang ingin punya bukan sepenuhnya untuk Zaidan pakai dan juga karena adiknya sudah mulai terpapar gadget, sehingga samsung tab milik Zaidan yang biasa ia gunakan untuk zoom class selama les bahasa inggris dihak milik olehnya juga.
Penggunaan ipad 8 dengan layar 10.2 cm Lebih nyaman saaat digunakan selama zoom class karena ukuran layarnya yang lebih besar daripada samsung tab, kalau lagi cari-cari gadget untuk zoom class dan ada rejeki saya rekomendasikan sih untuk beli ini, kisaran harga 5 juta-an.
Kemudian saya juga sengaja membeli hanya dengan kapasitas 32 GB dan hanya untuk penggunaan dengan wifi. Ini adalah siasat saya agar Zaidan tidak bisa mendownload games online terlalu banyak dan dapat saya batasi pemakaiannya.
Yang terakhir yang mungkin paling bikin banyak pertanyaan, lah terus untuk apa yah beli gordeng baru ? Ini agak absurd sih karena butuh backgroud selama Zaidan ikutan zoom class karena gordeng yang sebelumnya tuh warnanya mentereng banget dan rame sekali motifnya jadi kalau buat foto-foto suka kalah Zaidan sama backgroundnya.
Nggak pernah terbayang sama sekali pasti yah untuk semua orang tua yang sudah ataupun baru mengalami masa sekolah akan menjadi online seperti ini. Sekarang jadi mengerti sekali kalau sejak dimulainya sekolah online banyak orang tua yang menjadi stress karena terlalu ribet memang urusannya.
Doa saya untuk semua bunda yang harus berjuang bersama anak-anak untuk bisa melalui masa sekolah online ini, semoga kita selalu diberikan kesabaran seluas samudra karena kita harus ingat bun, dukungan kita ibunya yang menguatkan anak-anak juga untuk bisa menjalani hari-hari sekolahnya.
Untuk para bapak dan ibu guru juga semoga selalu sehat jasmani dan rohani, saya rasa kelelahan mereka pun sama yah dengan kita para orang tua pendamping selama masa sekolah online ini, semoga juga kita antara guru-guru dan para orang tua bisa sejalan terus untuk pendidikan terbaik anak-anak.
Semangat semangat semangat !!!
Yuk yuk, untuk bunda yang punya keluh kesah atau cerita-cerita bulan juli ini tentang sekolah anak, kolom komentar menunggu loh untuk di isikan..
Kasihan ya si kecil sampai masa MOS aja masih daring padahal mereka udah berharap untuk masuk sekolah :)
BalasHapusbener mba, tambah ngenes yg seperti zaidan krn cuma bisa mendegarkan cerita dan melihat video dari sepupunya keseruan MOS secara offline
BalasHapussemoga badainya cepet berlalu yahhh
Alhamdulillah ya anaknya semangat. Huhu anak bungsuku udah keenakan diem aja. Jadinya saat masa pengenalan SD-nya, dia males-malesan. Banyak drama deh. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah mulai terbiasa. Semoga semakin hari semakin semangat ya. :)
BalasHapusaku pun ada drama mba itu anaknya sampe pules di kelas, hihihi.
Hapusaamin mba untuk doanya, anak2 makin semangat kita ibunya semakin sabar yah mba.
Kalau di sekolah anakku pakai aturan mute selama kelas berlangsung, jika mau tanya bisa dichat atau raise hand hehe. Guru jg kasi kesempatan bicara satu2 bergiliran.
BalasHapusGak sabar juga sih tatap muka eh masih pepekaem huhu, moga lekas berakhir dan bisa ketemu tmn2 jg
Memang ngezoom nih butuh kuota mayan ya, kudu punya jaringan inet yang stabil
selama masa orientasi tdk ada aturan mute mba, hahaha tapi sekarang sih sudah ada sama seperti anaknya mba april. semoga segera yah mba bisa tatap muka nih anak2 sekolah
HapusLuar biasa ya Mbak perjuangan anak-anak jaman sekarang sekolah online, pasti nggak mudah juga bagi mereka. Pasti ada aja tantangan dan dramanya, juga perjuangan orangtua sebagai pendamping. Semoga pandemi ini segera selesai, dan anak-anak bisa divaksin agar bisa kembali sekolah offline.
BalasHapuswah Zaidan sudah jadi anak SD nih sekarang, udah gede dong ya, dan pastinya akan belajar banyak hal baru dan berbeda dibanding saat jadi anak TK
BalasHapusMemang kalau belajar online tu butuh jaringan inet yang mumpuni ya. Kerasa banget ngezam ngezom yaa,
BalasHapusHaha uhuuyy gorden baru buat begron gtu ya mbak?
Di rumah jg kami tata satu ruangan khusus buat belajar biar sama2 semangat :D
hahaha iya mba april
HapusAduh aku nggak kebayang kalau harus masa-masa orientasi online gini, nggak berasa sekolah beneran huhu. Mau gimana lagi yah mbak, memang keadaan yang bikin harus gini. Semoga pandemi segera berakhir, bisa sekolah seperti biasa. Yang semangat ya sekolahnya, Zaidan.
BalasHapusEntah kenapa sejak daring ini adikku makin jarang keliatan sekolahnya, tahu-tahu pas ujian aja. Harus dipantau tiap hari biar tahu progres belajarnya gimana
BalasHapussemangat ya Zaidan tuk Belajar Dari Rumah nya.
BalasHapuskalau saya masih was-was sih Mbak untuk ijinin anak masuk sekolah tatap muka, walau udah gemesss juga sih pengennya dia belajar offline bareng teman-temannya, belajar ama saya suka-suka dia aja kadang susah diaturnya, huhuh.
sama mba aku pun masih ada sedikit keraguan yah untuk tatap muka apalagi kalo pandemi ini makin meningkat seperti kemarin, tapi nggak bisa juga menemnai terus menerus belajar online
HapusSemoga zidan makin semangat belajar dan diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal dari sekolah ya mba Maya. Aku di rumah belom ada anak kecil, keponakan suami ada tuh belajar online juga emaknya sering ngeluh boros kuota hehehe
BalasHapusSi Kaka juga kalo zoom pakai filter tapi yang ga ganggu banget, untung dibolehin sama gurunya hehehe eh nular ke adiknya juga begitu. Tantangan BDR ya begini yah.
BalasHapuspakai filter masih boleh sih mba cuma yah kadang2 anak2 tuh kan jadi hilang fokusnya
Hapusluar biasa ya perjuangan belajar online tuh :) semoga mamak-mamak dikasih kekuatan menghadapinya hehe.. para anak dikasih semangat biar makin pintar :)
BalasHapusWelcome anak SD... Yeayyyy
BalasHapusAnakku waktu itu masuk SD 8 bulan, kemudian pandemi melanda hehehe. Padahal lagi senang2nya berteman dan kenalan sama teman baru. Dan euforia SD nya itu lhooo yang bikin anak-anak happy.
Sekarang istilahnya bukan MOS atau orientasi ya mbak. Tapi MPLS.
BalasHapusSelamat ya zidan, udah resmi jadi anak merah putih nih