Sekitar tahun 2018 saya pernah datang menghadiri acara dengan bintang tamu mba Puty Puar. Untuk yang belum tahu, beliau adalah seorang ilustrator kenamaan, sudah banyak sekali karyanya yang mungkin tanpa kalian sadari sudah kalian lihat atau kalian gunakan.
Selain sebagai seorang ilustrator, ia juga seorang istri dan seorang ibu dengan satu anak balita. Untuk itu pada kesempatan tersebut saya pun memberikan pertanyaan untuknya terkait dengan pembagian waktu kerja di keseharian.
Yang menurut saya lumayan merepotkan harus berbagi banyak peran dalam satu waktu, apalagi sebagai ilustrator produktif ia pasti punya banyak deadline pekerjaan yang ketat.
Masih saya ingat dengan jelas, salah satu hal yang ia tidak kerjakan seorang diri adalah memasak dan urusan domestik rumah tangga lainnya. Bahagia saya menemukan orang lain dalam dunia nyata ini sama halnya dengan saya mba puty ternyata juga tidak bisa masak.
Jadi jalan terbaiknya bukan bagaimana membagi waktunya tapi menerima kenyataan kalau ibu yang bekerja bukanlah superwoman yang bisa melakukan segalanya sendirian dan ia pun memutuskan untuk mempekerjakan orang lain dirumah alias mempunyai asisten rumah tangga.
Tak serta merta melakukan yang mba puty lakukan yah, waktu itu saya masih merasa bisa menyelesaikan kerjaan rumah dan juga kantor dan mengurus anak serta suami, sombong bangetlah saya, nggak terima kenyataan kalau sebenernya sudah tak mampu untuk multiperan.
Namun dari situ saya mulai belajar menemukan prioritas bagi diri saya yang adalah keluarga (anak-anak dan suami) dan kerja, bukan mengurus rumah dan segala isinya.
Barulah akhirnya setelah saya punya dua anak dan berdiskusi sama pak suami saya pun merekrut seorang mbak art untuk membantu saya, terangkatlah kelelahan yang selama ini saya derita tapi tak saya anggap serius.
Hingga akhirnya di tahun lalu saya paling merasakan sekali terbantu dengan adanya mba asisten rumah tangga dirumah selama ini, terlebih lagi dengan kondisi harus work from home, padahal saya juga nggak ada mba pengasuh untuk Zeanissa seperti dulu waktu Zaidan kecil.
Masalah barunya pun datang ketika menyambut hari raya lebaran tahun 2021 ini, mba asisten rumah tangga memutuskan untuk mudik. Berangkatlah ia pulang ke kampung halaman sejak tanggal 6 mei dan baru kembali ke Jakarta di tanggal 20 mei atau seminggu setelahnya.
Namun karena sekarang masih pandemi corona, saya pun meminta mba art untuk baru mulai kembali kerja di awal bulan juni ini, agar ia dan keluarga bisa melaksanakan isolasi mandiri dahulu seperti yang di himbaukan oleh pemerintah.
Tiga minggu tanpa art rasanya hidup berantakan sekali, kondisi rumah sih yang nggak ada rapinya, malah kadang nggak ada waktu buat bersih-bersih juga. Untungnya pak suami nggak pernah komplain dan sebelum hal tersebut terjadi saya buatlah jadwal kerja agar kondisi rumah lebih nyaman terkendali.
Lah ternyata nggak semudah itu bun, susah sekali mengikuti jadwal yang sudah dibuat karena ada si biang kerok yang susah banget saya lepaskan, karena sudah menjadi kebiasaan yang kerap kali saya lakukan selama ini, yaitu :
1. Jangan pegang Hp melulu
Ini masalah sekali buat saya yang kerjaannya ada di hp, karena sebentar-sebentar harus cek wa di hp. Akhirnya malah jadi cek yang lain, instagram-lah, tiktok-lah netflix-lah, tokped-lah, youtube-lah. Semua social media yang terinstal di handphone adalah yang paling sering menjadi distraksi untuk saya bisa menyelesaikan satu saja pekerjaan rumah tangga.
Rencana awal sebelum mulai kerja mengecek handphone sebentar saja eh tanpa terasa sudah sejam dong, lah padahal kalau sejam kan seharusnya sudah bisa selesai mencuci baju sampai jemur-jemur juga, atau bisa selesai menyapu dan mengepel seisi rumah.
Akhirnya saya tegaskan ke diri sendiri hanya pegang hp paling cepat sejam sekali selama 10 menit dan cuma buka aplikasi yang paling penting yaitu wa dan email untuk cek pekerjaan kalau memang hari kerja.
Untuk hari libur bisa lebih santai tapiii saya dahulukan selesaikan pekerjaan rumah dulu baru setelah itu bisa santai dengan main hp.
Terlalu sering membuka hp juga nggak bikin kerja saya jadi lebih produktif selama dirumah, yang ada malah seringnya adalah lupa tadi mau mengerjakan apa atau lupa harusnya sudah menyelesaikan karena ditinggal malah jadi nggak kelar-kelar.
2. Jangan malas gerak
Salah satu pemicu malas gerak saya adalah anak-anak. Punya anak satu dan punya anak dua ternyata beda sekali rasanya, apalagi yang sekarang punya anak seusia seperti Zeanissa yang baru mau dua tahun. Bundanya sudah siap-siap mau aktivitas mengerjakan entah itu kerjaan rumah atau kantor.
Anaknya malah minta asi, dipaksa pula bundanya ini untuk tiduran nggak mau dia kalau sambil duduk. Jadilah bundanya rebahan dan akhirnya jadi kebablasan malah ketiduran. Selesai sama adiknya, kakanya minta diladeni juga salah satunya mengerjakan pr yang harus ditemani padahal sudah bisa sendiri.
Jadilah pekerjaan rumah nggak ada yang kepegang dan pekerjaan-pekerjaan kantor nggak selesai, lama-lama jadi malas gerak deh seharian.
Jalan keluarnya adalah membuat jadwal yang realistis, jangan bikin jadwal yang membuat kita kewalahan sendiri untuk bisa menyelesaikannya, jadi jangan tipu diri sendiri yah bun.
Kemampuan saya menyelesaikan pekerjaan rumah selama tidak ada mba art adalah 2 hari sekali mencuci dan 3-4 hari sekali mensetrika, agar tidak jadi tumpukan yang makin membuat malas dan buat saya yang paling penting adalah mensetrika pakaian kerja suami dan anak, karena kalau pakaian sendiri bisa di setrika sesaat sebelum pergi.
Untuk cuci piring saya lakukan setiap kali selesai makan, baik itu untuk saya, maupun untuk anak dan suami, pokoknya jangan sampai ada tumpukan piring menunggu dicuci, karena kalau sudah menumpuk malah jadi makin malas.
Untuk menyapu dan mengepel ini juga susah untuk tidak dikerjakan setiap hari, karena dengan kehadiran dua anak dirumah sudah pasti rumah lebih sering berantakan dan kotor, entah itu setelah mereka makan maupun setelah mereka main.
Untungnya Zaidan sudah bisa diminta tolong untuk beres-beres jadi saya masih bisa menyapu dan mengepel secara kilat saja, yang penting lantai tidak lengket atau ngeres saat di injak, jadi masih bisa dilakukan sehari sekali saja.
Intinya kalau saya agar tidak bablas malas gerak, kalau anaknya lagi aktif dan sibuk dengan dunianya sendiri, bundanya juga harus aktif berkegiatan entah itu menyelesaikan urusan rumah tangga atau menyelesaikan tugas kantor.
Terusss masaknya gimana bun ? lebih sering beli bun di gofood atau di rumah makan padang atau yang lainnya, emang jadi jarang masak buat saya dan pak suami, kalau buat zaidan dan zeanissa masak yang instan saja seperti sosis, nuget, telor, mie dan kebetulan untuk Zaidan emang makannya itu-itu saja sementara Zeanissa bisa ikutan makan dengan lauk yang saya dan pak suami makan.
3. Jangan nonton drama korea
Kalau saya lagi suka sekali sama satu drama korea yang bukan sedang tayang running yah, karena kalau running kan harus nunggu seminggu jadi nggak masalah. Jadi kalau lagi tidak ada mba begini saya pastiin untuk tidak menonton drakor dulu. Begitu mulai nonton drakor udah deh buyar semua jadwal lainnya.
Ini seringnya saya yah bun, sudah tahu sulit untuk menghentikan nonton drama korea malah sengaja mencari rekomendasi dari bunda lainnya, bikin penyakit malas malah makin naik level kan.
Untuk menjaga biar nggak nonton, kalau saya sih cukup dengan nggak membuka aplikasi menonton berbayar di hp (atau di laptop) tanpa harus melakukan uninstal aplikasinya di hp. Biar nggak buka aplikasi-aplikasi tersebut biasanya saya pindahkan ke dalam folder yang jarang sekali saya buka atau jangan ditaruh di halaman depan hp.
Yang membantu juga adalah sementara unfollow saja socia media aplikasi menonton berbayar tujuannya agar kita tidak tahu kalau akan ada drama korea terbaru karena sering kan tuh justru dari sosmed kita teracun untuk menonton karena penasaran dengan kelanjutan ceritanya.
Nggak cuma drama korea juga yah, serial lain di aplikasi berbayar juga banyak yang bagus, pokoknya jangan cari-cari tahu atau minta rekomendasi film terbaru yang seru sama teman.
Top three tips saya sih itu saja selama hampir sebulan lalu ditinggal sama mba art, namun ada satu tambahan lagi nih dari saya agar kita tidak menjadi bundazila selama waktu tersebut yaitu :
Jangan sungkan minta bantu pak suami
Siapa disini yang masih merasa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan perempuan ? jangan lagi yah bun merasa demikian. Berumah tangga kan ada istri dan suami, jadi kalau ada pekerjaan rumah tangga yah sudah seharusnya bisa di selesaikan sama-sama juga.
... Tapi pak suami kan kerja, mana ada waktu buat bantuain pekerjaan rumah tangga ?. Kalau nggak bisa bantuin bukan berarti nggak ada waktu. Kalau saya pak suami tuh paling nggak bisa nyapu, ngepel, cuci piring, cuci baju tapiii bisa banget di andalkan untuk masak dan jagain anak.
Jadi yah saya andalkan kemampuannya pak suami di dua hal tersebut saja, yang lainnya memang saya sendiri yang kerjakan, tapiii pak suami masih bisa tuh diminta tolongkan angkat dan jemurkan pakaian, rapiin cucian piring ke rak, beresin mainan anak-anak sebelum saya menyapu atau merapikan kembali beberapa barang setelah saya mengepel.
Yang ringan-ringan saja kalau kita merasa terbantu dengan kehadiran suami juga meringankan beban loh bun, yang penting kita jangan sungkan apalagi gengsi minta di bantuin, karena pak suami itu kebanyakan nggak peka sama keingingan istrinya, jadi harus diomongin.
Alhamdullilah art saya nggak ada drama apapun setelah hari raya, sudah kembali kerja seperti sebelumnya. Sekarang pun kondisi rumah sudah kondusif kembali baik itu kerapian maupun kebersihannya.
Bagaimana dengan bunda lainnya nih, ada punya cerita apa setelah hari raya tentang art, terutama yang menjadi working mom ? sharing yuk bun di kolom komentar.
karena kita bukan wonder women ya wajar sekali bila energi kitz terbatas dan skala prioritas itu penting y mba.. di sjnilah peran support sistem yg bsik agsk srmua berjalan lancar. terima kasih untuk tips2nya mba..
BalasHapuswalaupun saya bukan bunda bunda tapi saya bisa relate dengan masalahnya. Apalagi bagian tidak baik memegang HP terus , tapi masalahnya banyak kerjaan di HP gimana dong. Akhirnya solusinya pakai laptop, jadi WA bisa di Laptop dan ketergantungan buka tikotok dan instagram berkurang
BalasHapusInstagram bisa juga mas pakai laptop, hahaha... wa di laptop juga bikin gak bisa gerak, ngecek wag melulu, hihihi
HapusHalo Mbak Maya, salam kenal. Saya pun memiliki kasus yang serupa dengan Mbak. Kami tidak punya aet dengan 2 balita.
BalasHapusSaya dan suami kerja di rumah juga berbagi peran. Hal yang persis kurasakan adalah distraksi dari nonton Korea yang sangat candu dan membuat saya mager bersih-bersih.huhu
Bantuan suami memang jadi senjata utama, kalau suami saya paling bisa dibantu untuk jemur pakaian dan jagain anak2.
Kalau setrika baju adalah musuh saya jadi saya memutuskan untuk melaundry semua hasil jemuran hehe. Tak segan jg untuk gofood dikala kami berdua lagi hectic atau saya sdg kelelahan untuk menyediakan makanan.
Apapun itu menurut saya paling pas adalah komunikasi, turunkan standar dsn minta bantuan ya kepada pasangan. Hehe. Semangat mbak
Mba thanks for sharing, aku pernah memilih laundry kiloan kan biar murah gitu krn cucian banyak eh sprei aku hilang dong, abis itu kapoklah krn gak diganti
HapusBun, ini tipsnya aku banget loh. Kebetulan memang saya tidak menggunakan ART. Pagi tuh saya usahakan gak pegang HP, ya gitu kayak kata bunda bisa keenakan sampai 1 jam, wkwkwk. Trus pak suami memang bantuin, kalau enggak insyaallah gak bisa kelar kerjaan rumah. nah, aku juga gak berani nonton drakor yang udah finish. Sukanya yang on going aja itupun nonton pas setrika.
BalasHapusJadi tips bunda ini kalau diterapin insyaallah bisa lah kerjaan rumah beres, blog juga aman karena terupdate rutin, hihihi
Ah bener mba nonton drakor sambil setrika biar gak terlalu berasa capeknya
HapusTipsnya membantu banget buat ibu-ibu yang bingung membagi waktu pekerjaan di Rumah. Poin pertama penting banget nih jangan pegang hp mulu.
BalasHapusmengatur waktu ketika beraktifitas di rumah sebagai ibu rumah tangga itu memang susah-susah gampang ya. dan tuk menyiasatinya saya suka membiasakan diri untuk membuat to do list apa saja yang harus saya kerjakan terlebih dahulu (bikin list sesuai prioritas ). dan setuju banget kalo HP itu bisa jadi time bandit terbesar hehe.
BalasHapusTipsnya sangat bermanfaat betul ini mbak, benar mbak, terkadang hp itu bisa jadi godaan yang nyata. Membuat jadi mager untuk beberes rumah, selain itu menonton film juga bisa membuat rencana beberes rumah jadi amburadul. Kuncinya memang komunikasi dengan pasangan untuk saling membantu dan bagi tugas untuk beberes rumah.
BalasHapusKalau di keluarga saya, ada pembagian tugas untuk efisiensi pekerjaan dan waktu. Saya mencuci baju dan mencuci piring, istri masak, menyetrika baju, dan nyapu, dsb
Wahhh terkadang kalau udah biasa melakukan suatu hal terus tidak dilakukan beberapa menit, jam, atau hari itu rasanya ada sesuatu yang hilang. Seperti mengoperasikan handphone, mager, menonton drakor, atau hal-hal lainnya. Tapi emang harus dilawan hal itu semua, agar bisa menjadi produktif dan kerjaan bisa selesai tepat waktu. Kalau kerjaan sudah selesai mau ngapa-ngapain pun jadi enak, gak ada beban pikiran hihihi.
BalasHapussaya nggak pakai art sih, mbak. cuma ya itu kerjaan rumah dikerjain sebisanya aja. rumah kadang berantakan banget berhari-hari dan baru bisa diberesin pas hari minggu. kadang suami juga bantuin sih bersih-bersih rumah kalau lagi senggang. saya malah jarang banget juga nyetrika baju karena nggak doyan. hehe
BalasHapusEmang susah kalo kita mendadak harus dipaksa jadi multitasking. Akupun ngrasain hal sama, sering terdistraksi dan jadinya lupa mau ngapain.
BalasHapusSalah satu yang kucoba adalah dengan menggunakan timer. Jadi biar bisa bikin zona waktu gitu. Buka hape langsung set timer 10 menit. Nyalain tv set timer 15 menit.
meskipun ya tetep butuh kedisiplinan sih.
Yang tips nomor 1. Jangan pegang hp melulu. Hahahahah, ini bener banget. Sebenernya kita tuh punya banyak waktu, tapi ya kerasa kekurangan waktu karena kesedot buat buka hp melulu. Hp tuh godaan terbesar di abad ini ya, kak.
BalasHapus