Assalamualaikum,
Seminggu sudah yah kita umat muslim di seluruh dunia merayakan Hari raya idul fitri 1442 H. Alhamdullilah sekali saya dan keluarga besar masih bisa merayakan hari kemenangan dengan keadaan sehat wal afiat karena lebaran tahun 2021 ternyata masih sama seperti tahun lalu, masih ada virus corona diantara kita.
Namun demikian, yang terjadi selama lebaran tahun ini tak lagi sama seperti tahun lalu dimana merayakan lebaran benar-benar hanya #dirumahsaja dan tak ada silaturahmi ke saudara-saudara.
Untuk lebaran kali ini saya dan keluarga berkunjung ke beberapa saudara terdekat bahkan sudah open house. Agak takut sih yah apalagi berita terakhir terjadi tsunami virus corona di India setelah mereka melakukan perayaan hari besar keagamaan bersama-sama.
Semoga hal tersebut tidak terjadi di negara kita Indonesia. Aaamin yra.
Cerita lebaran kali ini banyak sekali deh, lebih banyak daripada tahun lalu, setelah saya baca-baca ulang posting tahun lalu. Lebih berwarna, hehehe. Tidak hanya cerita bahagia penuh suka tapi ada juga cerita sedih penuh duka. Yuk dibaca sampai selesai yah...
Pemerintah Yang Bingung, Apalagi Masyarakatnya
Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, lebaran tahun ini kami open house.
Untuk saya pribadi open house bukan tanpa alasan loh yah, hal tersebut akhirnya terjadi karena merasa janggal dengan kebijakan pemerintah yang sekaligus juga membingungkan : melarang mudik masyarakat namun membuka semua tempat wisata untuk bisa di datangi masyarakat.
Sehingga akhirnya kantor tidak ada memberikan jatah cuti bersama untuk para corporate slave seperti saya dan suami ini.
Lebaran yang jatuh dihari kamis dan jumat. Pada hari sabtunya pak suami sudah masuk kantor, sementara saya di hari seninnya. Kami memang tidak ambil jatah cuti juga karena tidak ada rencana liburan juga sih.
Jadinya yah sudah lah kita open house saja seperti semua tetangga kita dan bersyukurnya setiap tamu entah itu para tetangga, saudara yang tinggalnya masih terhitung dekat dari rumah ataupun yang jauh datang kerumah dengan menggunakan masker dan tidak berkunjung terlalu lama juga.
Alhamdullilah sekali rasanya, dapat bersilaturahmi dengan kesadaran dan kedisiplinan yang baik untuk tetap menjaga prokes. Penting memang bisa bertemu, bertatap muka setelah tahun lalu tidak ada saling berkunjung untuk silaturahmi. Tapi lebih penting lagi saling menjaga untuk tetap sehat.
Sementara untuk kunjungan silaturahmi saya bersama keluarga, hanya berkunjung ke tetangga sekitar rumah dan keluarga inti saja, adik dan kaka dari keluarga bapak, sementara untuk keluarga ibu kita hanya video call saja dan tak lupa berkunjung juga kerumah ibu mertua dan beberapa saudara lainnya yang kebetulah letak rumahnya masih berdekatan.
Rutinitas Akhir Ramadhan
Hari raya Idul fitri 1442 H tahun ini jatuh di hari kamis, 13 Mei 2021. Setelah pemerintah melakukan sidang isbat satu hari sebelumnya dan hilal ternyata masih belum terlihat. Seingat saya ditahun-tahun sebelumnya sidang isbat dilakukan pada hari ke 30 puasa di bulan ramadhan.
Namun baru kali ini sidang isbat dilaksanakan di hari ke 29, agak was-was juga ibu saya jadinya karena masih belum ada masak-masak untuk sajian hari raya, baru membuat kue-kue saja.
Ramadhan kali ini alhamdullilah bisa khatam tadarus di hari ke 28 ramadhan, walaupun awalnya sempat merasa tidak sanggup karena masih menyusui dan sudah mulai kekantor lebih sering juga ditambah seminggu menjelang lebaran sempat sakit juga selama 2 hari dan nggak bisa tadarus.
Namun ternyata Allah SWT maha baik, setelah sakit malah jadi bisa ngegas untuk lebih banyak ngaji mengejar ketertinggalan. Oiya untuk tadarus tahun ini saya memulai tidak dari surat Al Fatihah tapi dari Surat An Nas, jadi dari belakang gitu mulai tadarusnya.
Ternyata cara saya salah banget ini. Lebih berat karena penutup suratnya kan di surat Al Baqarah yah, yang suratnya lebih panjang-panjang dan buat saya itu berat sekali, karena kalau juz 30 itu lebih mudah dibacanya karena salah satunya adalah surat-suratnya lebih pendek dan bisa lebih cepat selesai karena sudah sering dibaca di keseharian.
Baju Baru Alhamdullilah, Tak Ada Pun Tak Apa-Apa
Cerita lain lebaran tahun ini saya dan pak suami tidak membeli baju baru loh. Saya mengenakan lagi baju tahun lalu sementara pak suami malah mengenakan lagi baju 2 tahun lalu.
Anak-anak juga sebenarnya nggak beli karena Zaidan masih ada stok baju dari kado ulang tahun dan kalau Zeanissa kado dari lahirannya.
Lumayan jadi bisa saving banyak deh karena tahun ini nggak beli baju-baju yang baru-baru.
Selama lebaran ini pertama kalinya untuk saya nggak beli baju lebaran, bahkan adik saya pun bertanya terus saking tidak percayanya kalau saya dan keluarga benar-benar tidak ada beli-beli baju lebaran sama sekali.
Awalnya saya masih merasa nggak yakin dengan keputusan nggak beli baju baru ini. Namun ingin sekali berhasil dengan keinginan ini, akhirnya sampai saya pun nggak buka-buka itu instagram yang kerap kali saya kunjungi untuk membeli baju-baju lebaran.
Selain itu saya pun nggak tanya-tanya sama adik saya mereka beli baju lebaran dimana dan nggak ingin lihat juga baju lebaran mereka seperti apa dan yang paling penting nggak ngomongin soal baju lebaran ketika berkumpul bersama mereka
... dan ternyata cara-cara tersebut berhasil.
Cerita Sedih Ketika Lebaran
Ternyata hari raya ini menjadi tahun penuh cobaan untuk adik pertama saya, karena di moment lebaran tahun ini, tak ada lagi bapak mertua bersama dengan keluarganya.
Di awal ramadhan adik saya harus kehilangan bapak mertuanya yang telah sakit sejak sebelum ramadhan dan karena tak tertolong lagi akhirnya ia pun menghembuskan nafas terakhir tepat di hari pertama kita menjalankan ibadah puasa.
Cerita sedih lainnya, pada hari kedua hari raya idul fitri di tengah malam tiba-tiba pak suami demam tinggi namun esok paginya karena sudah ada jadwal masuk kerja akhirnya memaksakan diri untuk tetap kekantor dan hasilnya setelah itu harus istirahat selama 3 hari dirumah, jadi bolos ke kantor 2 hari deh.
Entah tertular dari ayahnya atau memang kondisi tubuh Zaidan sedang kurang fit. Ia pun ikutan sakit. secara tiba-tiba di siang hari, ia mendadak mengatakan ke saya bila ia merasa badannya panas tapi juga dingin. Segera saja saya berikan obat parasetamol untuk menurunkan panas.
Namun karena obatnya tak bekerja sesuai dengan harapan akhirnya saya pun membawa Zaidan dan ayahnya ke klinik dekat rumah untu berobat dan untungnya setelah dari sana Zaidan dan ayahnya pun membaik kesehatannya.
Sudah ketakutan membayangkan saja bilamana mereka berdua mungkin terpapar virus corona selama lebaran kan. Apalagi ayahnya sempat merasa badannya pegal linu juga. Untungnya tidak ada keluhan lainnya seperti batuk, radang tenggorokan dan lainnya yang mengindikasikan positif virus corona.
Hal tersebut juga di perjelas oleh dokter yang kami kunjungi, salah satunya alasannya karena tubuh kita pun tengah beradaptasi lagi dengan kondisi yang sebelumnya berpuasa dan ada kaitan juga dengan perubahan cuaca mengakibatkan kondisi dan imunitas tubuh menurun.
... dan mereka berdua ternyata bukan pasien pertama dengan keluhan tersebut di hari itu, sudah ada beberapa orang yang datang sebelumnya mengeluhkan hal yang serupa.
Penutup cerita lebaran yang juga menyedihkan adalah karena mba art memilih mudik untuk tahun ini dan sampai saya memposting tulisan ini, belum ada informasi ia akan kembali ke Jakarta lagi.
Sungguh saya sudah pusing sekali terutama dengan cucian dan setrikaan yang menumpuk. Kondisi rumah pun nggak pernah ada bersihnya, bukan rapi lagi yah, karena kalau sudah punya anak dua dan yang satu lagi seneng makan sendiri dan kaka sedang senang menggambar. Rumah rapi hanya sebuah ilusi fatamorgana.
Walaupun setelah lebaran ini jadwal saya lebih banyak WFH sesuai dengan keputusan yang diberikan kantor. Mengingat adanya peningkatan mobilisasi karyawan untuk bersilaturahmi dan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan dikantor. Tetap yah pekerjaan rumah tangga ini tak tepegang oleh saya.
Mari yah bantu saya dengan doa, agar mba art segera kembali kerumah saya dengan kondisi sehat juga dan akhir kata Selamat hari raya idul fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik, semua komentar akan di moderasi terlebih dahulu oleh penulis.