Tak ada kawan yang ada hanya lawan
Begitulah katanya di dunia politik. Pernyataan tersebut buat saya yang senang berkawan dan nggak suka cari lawan agak menyeramkan. Mungkin hal itu jugalah yang menjadikan saya enggan untuk akrab dengan dunia politik.
Memang apa sih politik itu ?
Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang artinya kota atau negara, kemudian muncul kata polities yang artinya warga negara lalu ada kata politikos yang artinya kewarganegaraan. Jadi politik adalah seni tentang kewarganegaraan yang dijabarkan dalam praktik lapangan sehingga dapat dijelaskan bagaimana hubungan antar manusia (penduduk) yang tinggal di suatu wilayah.
Rumit yah..
ANTI POLITIK ATAU...
Padahal tanpa sadar, setiap kali ada pemilu kita semua ikut berpolitik dan karena kita tidak menyadari jadinya ilmu politik kita sebatas melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin saja atau yang paling sederhana dilingkungan rumah deh, milih pak rt atau rw saja.
Itu berarti peran kita hanya sebagai partisipan saja, padahal sebenarnya kita bisa sekali atau berhak lebih tepatnya menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau ikut memberikan kritik pada para pemangku jabatan hingga kita juga berhak untuk menjadi pimpinan politik itu sendiri.
Namun namanya enggan yah terjun ke dunia politik, belajarnya pun malas apalagi harus ambil bagian ke dalam partai politik tersebut, sering kali justru kita menghindari. Mikirnya jadi seperti saya nih, ada orang lain yang lebih berminat pada hingar bingar politik, kenapa juga saya harus ngeh sama politik itu.
Beberapa tahun lalu saya pernah membaca mengapa seorang Fira Basuki yang adalah seorang penulis novel yang saya kagumi karya-karyanya mengungkapkan alasan yang sama dengan yang saya rasakan tentang terjun ke dunia politik, berikut kutipannya :
"saya merasa enggan dan ragu untuk masuk ke partai politik alasannya sederhana saja karena hingga kini di dunia politik masih banyak stigma negatif bilamana perempuan masuk ke ranah politik. Saya pun merasa khawatir bila akan dimanfaatkan untuk kepentingan dengan tujuan yang tidak baik juga"
Sebagian besar masyarakat di Indonesia dengan pola pikirnya tentang perempuan dan politik itu jauh sekali tertinggal dengan negara lain, karena pola pikirnya cenderung ke arah patriarki, dimana perempuan dicitrakan atau diposisikan sebagai pihak yang berada dibawah kekuasaan laki-laki.
Padahal kita tahu sendiri ada banyak sekali bidang yang harusnya diambilkan kebijakan berdasarkan suara dari perempuan agar nantinya kebijakan itu lebih ramah pada kepentingan perempuan namun karena tidak ada atau kurangnya keterwakilan perempuan di parlemen sehingga kemudian tidak mungkin mencegah laki-laki yang akan mengambil kebijakan tersebut untuk perempuan.
TERNYATA POLITIK ITU...
Dari sini mulai agak goyah sih pemikiran saya tentang dunia politik. Mulai menyadari pentingnya dimana kita seharusnya lebih dari sebatas atau sekedar tahu terutama untuk isu-isu mengenai pemberdayaan perempuan, kebijakan atau demi kepentingan-kepentingan perempuan karena selama ini saya memang nggak mau tahu sama sekali.
Ada sebuah masa dimana ramai-ramai jadi politisi tidak hanya berlaku pada laki-laki namun juga pada perempuan. Jadi jangan heran kalau sekarang kita sudah dapat melihat banyak sekali keberadaan perempuan di parlemen pusat maupun daerah untuk mewakili suara dari kaum perempuan itu sendiri.
Hal tersebut karena sekarang ada peraturan mengenai keikutsertaan sebuah partai politik dalam pesta demokrasi. Setiap partai wajib memenuhi kuota untuk memasukkan calon perempuan sebanyak 30%, bila tidak terpenuhi kuota tersebut maka partai itu akan di diskualifikasi keikutsertaannya dalam sebuah pemilihan.
Jadi yah saya seneng sih bila banyak perempuan yang dulunya anti dunia politik namun sekarang banyak sekali yang justru menunjukkan minat dan keberaniannya berada di dunia politik apalagi partai-partai pun rajin mencari bibit-bibit muda untuk kebutuhan kaderisasi pada sebuah partai juga.
Keterwakilan perempuan di parlemen ternyata bukan seperti yang saya pikirkan karena banyak perempuan yang hanya ingin ikut-ikutan saja namun karena pemerintah juga ingin perempuan lebih banyak berperan serta atau mempunyai andil untuk negara yang lebih maju.
Jadi kalau kamu gimana nih ada ketertarikan untuk terjun ke politik ? atau seperti saya masih abu-abu ingin lebih dari partisipan tapi kok mentalnya serasa belum siap.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik, semua komentar akan di moderasi terlebih dahulu oleh penulis.