Tanpa terasa minggu ini adalah minggu ke tiga saya tak lagi kekantor padahal seharusnya hari senin kemarin (30/3/2020) menjadi hari pertama saya kembali masuk ke kantor setelah minggu - minggu sebelumnya dari tanggal 16 maret saya mengikuti instruksi dari kantor untuk Work From Home atau yang trend sekarang dengan sebutan WFH.
Bersamaan dengan saya wfh, zaidan juga belajar dari rumah tidak sekolah, tidak les dan libur juga dari mengaji. Pokoknya berhenti dari semua kegiatan yang kami lakukan diluar rumah. Sementara ayah zaidan tidak bisa wfh karena tempatnya bekerja memang tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut sehingga kebijakan kantornya adalah sehari masuk dan sehari libur selama mewabahnya virus corona ini.
Virus corona atau yang di kenal juga dengan Covid-19 (corona virus disease 2019) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi karena telah menyebar di seluruh dunia sehingga kemudian diambil langkah preventif oleh pemerintah-pemerintah di berbagai negara termasuk di Indonesia untuk memutus penyebaran virus tersebut diantaranya adalah dengan #dirumahaja (stay at home) dam menjaga jarak (social distancing).
Virus corona di informasikan bisa menular melalui percikan air ludah dari penderita, dimana orang yang telah positif terkena virus corona ini akan mengalami gejala batuk kering, sakit tenggorokan, demam hingga sulit untuk bernafas. Untuk menjaga diri agar tidak tertular caranya sangatlah mudah sebenarnya yaitu rajin cuci tangan, tidak memegang mata, mulut dan hidung atau area wajah terlalu sering, menggunakan masker ketika keluar rumah dan yang paling penting menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat.
Gara-gara inilah harga masker yang disarankan untuk digunakan yaitu masker N95 harganya menjadi gila-gilaan tidak terkendali belum lagi hand sanitaizer juga banyak di buru oleh orang-orang dan vitamin c ludes terjual dimana-mana. Namun dari semua itu yang paling membuat saya takut adalah karena beberapa negara telah memberlakukan lock down sehingga tidak ada orang yang boleh masuk ke negara tersebut dan penduduknya pun wajib berada di dalam rumah saja.
Hingga saat ini Indonesia tak memberlakukan hal tersebut, karena keadaan ekonomi masyarakat yang belum merata dikhawatirkan akan chaos seperti yang terjadi India. Banyak orang yang tidak bekerja dan akhirnya memaksa mereka untuk kembali ke kampung halaman sementara itu transportasi publik sudah tidak beroperasi dan akhirnya mereka memilih untuk berjalan kaki ke desa mereka hingga dikabarkan ada yang meninggal karena tak kuat berjalan kaki saking jauhnya.
Akhir bulan maret ini untuk Indonesia sendiri di informasikan bila sudah ada lebih dari 1528 kasus covid-19 dengan pasien yang berhasil sembuh adalah 81 orang dan 136 orang lainnya meninggal dunia.
Sejujurnya saya sangat cemas, takut dan banyak lagi pikiran yang kadang sedikit membuat stress apalagi batuk saya pun tak kunjung sembuh selain karena memang tidak minum obat batuk dari dokter karena saya tidak mau ke rumah sakit jadi saya memilih untuk melakukan pengobatan secara tradisional dengan obat-obatan herbal jadi tuh yah kadang ada pikiran jangan-jangan saya sudah terkena atau terpapar virus corona. Duh ngeri banget.
Semoga kampanye #dirumahaja untuk memerangi virus corona ini dapat segera memulihkan kondisi Indonesia karena masih banyak sekali masyarakat yang bisa di bilang ngeyel karena berkeliaran atau berkumpul untuk hal-hal yang kurang penting. Apalagi di pertengahan bulan april ini kita yang muslim akan memasuki bulan ramadhan, yuk sama-sama berdoa dan bantu pemerintah untuk ikutan kampanye #dirumahaja.
#dirumahaja you are not stuck but you are safe.
Kalau cucu kita nanti nanyain "nenek pas ada wabah covid di Indonesia dulu kontribusinya ngapain?" Tinggal jawab "nenek ikut berjuang dengan cara #dirumah aja" wkwkwkwk #halu
BalasHapusKalau saya nggak dapat WFH mbak, tapi diusahakan sebisa mungkin cuma ke kantor terus pulang. Sesekali ke pasar dan mini market untuk beli bahan makanan.