2017 |
Saya baru tahu kalau tanggal 1 Februari kemarin diperingati sebagai "Hijab World Day" padahal sudah dicetuskan dari tahun 2013 silam oleh seorang wanita dari Bangladesh bernama Nazma Khan. Alasan awal ia membuat "Hijab World Day" karena ia berharap masyarakat dunia lebih bertoleransi akan perbedaan keyakinan dan ras.
Ia telah menjadi korban bullying di New York, Amerika Serikat ketika masa-masa sekolah di SMP dan SMA karena menjadi satu-satunya perempuan yang berhijab di sekolahnya, karena hijabnya ia sering disiksa baik itu secara fisik maupun verbal.
Sikap diskriminatif orang-orang kepada dirinya pun berlanjut dengan tuduhan sebagai seorang teroris. Ia sempat merasakan hidup dalam ketakutan dan akhirnya hal tersebut membekas hingga membuat ia merasa trauma bila berada dikerumunan orang banyak.
2016 |
Memperingati World Hijab Day ini, saya jadi ingat bagaimana saya akhirnya memutuskan untuk berhijab jadi saya ingin berbagi cerita sedikit tentang hal tersebut yah... cerita berhijab saya biasa saja, tidak yang wuah susahnya, penuh dengan cobaan seperti Nazma Khan, malah menurut saya sangat dimudahkan oleh Allah dan mudah-mudahan bisa mengajak teman-teman shalihah yang masih maju-mundur untuk mantap berhijab.
Saya baru mulai berhijab tahun 2011, lupa tepatnya bulan apa, tapi sepertinya pertengahan tahun, jadi baru mau 7 tahun menutup aurat, masih lebih lama waktu umbar-umbar auratnya. Awalnya saya berhijab itu sebagai rasa syukur saja, karena di tahun itu baru menyadari betapa baiknya ALLAH SWT kepada saya selama ini memberi begitu banyak limpahan berkah dan nikmat, bahkan yang tidak saya minta pun Ia berikan juga.
Padahal sholat masih bolong-bolong, ngaji malas-malasan, sedekah pun jarang lebih banyak bayar pajak makan 10% ke restoran dan puasa pun suka asal saja, hanya untuk menahan lapar dan haus, yang penting puasa ramadhan terus kalau ada yang bolong puasanya karena mens yah dibayar sih cuma nunda-nunda.
Mungkin karena itu jadi selama ini nggak pernah terpikir untuk berhijab, namun saya selalu bercita-cita bila menikah akan menggunakan hijab dan Alhamdullilah hal tersebut bisa kesampaian.
Sebelum benar-benar memutuskan berhijab seperti ada yang tidak seimbang di hidup saya, padahal hidup dikasih enak tapi diri saya merasa kok begini-begini saja yah kehidupan saya. Lalu saya membaca sebuah kata-kata yang seperti menegur saya
"bila ingin merubah hidup, perbaikilah shalatmu"
Mulai deh saya memperbaiki shalat dengan mengutamakan di awal waktu, nggak pakai nunda atau nanti-nanti tapi kok masih merasa something wrong with my life. Yang ada malah kepikiran terus sama kata-kata pacar saat itu yang sekarang sudah menjadi suami, "nggak ingin pakai hijab ?" Dia cuma nanya saja sih waktu itu, nggak minta atau nyuruh, terus kata-kata temen saya dikantor "gw doain yah cin, biar lo pakai hijab juga kaya gw"
Nggak ada angin, nggak ada hujan, beli hijab segi empat di tanah abang terus pakai deh. Sayangnya saat itu kantor saya melarang karyawannya berhijab, jadi hijabnya masih buka-tutup macam warung saja. Saat sudah berhijab itu juga masih yang pakai jeans sama kaos panjang saja untuk kemana-mana, belum banyak berubahlah di penampilan hanya menambahkan hijab saja di kepala.
Terus masih nyari-nyari model hijab yang pas sama saya, ternyata saya nggak pintar pakai hijab square, nggak suka pakai turban dan lebih nyaman pakai yang pashmina karena bisa di modelkan macam-macam, akhirnya hingga sekarang awet pakai pashmina hijab dan sudah dapat modelnya yang saya bangetlah, seperti yang bisa di lihat di foto-foto di postingan ini.
Sudah mantap berhijab, beberapa bulan kemudian saya pun menikah lalu setelah menikah saya resign dari kantor dengan alasan ingin mencari kantor yang memperbolehkan berhijab. Saya percaya bila kita yakin jalan yang kita pilih adalah benar dan untuk kebaikan, maka yang menghampiri kita atau mendekati kita juga adalah kebaikan itu sendiri. Selama proses mencari tempat kerja baru, saya mengisi waktu dengan bergabung dengan tim pengajian HC, disanalah dipertemukan dengan 10 perempuan shalihah yang hingga saat ini masih menjalin silaturahmi dan menjaga saya untuk istiqomah berhijab.
"Saya perlu berteman dengan mereka yang juga berhijab, karena mereka menjaga keimanan saya"
-Jenahara-
2016 |
2017 |
Ketika zaman saya baru berhijab itu berbarengan dengan terbentuknya komunitas hijab di Indonesia yang dimulai oleh Hijabers Community (HC). Setelahnya banyak bermunculan komunitas sejenis, dari komunitas-komunitas inilah berhijab tak lagi terlihat kuno, identik dengan ibu-ibu karena muslimah berhijab lebih terlihat trendy, fashionable sehingga dapat mengajak lebih banyak anak muda untuk berhijab.
Berhijab buat saya banyak sekali cobaan maupun godaannya pada saat itu (hingga sekarang pun masih) berusaha terus menahan dan melawan, yang paling sulit dilawan adalah trend berhijab itu sendiri. Trend yang menyesatkan buat mereka yang baru belajar berhijab, karena para ukhti ini berlomba mengkreasikan hijabnya sehingga terkenalah kalimat : tutorial hijab.
Ada yang tutorial hijabnya sesuai syariat, namun lebih banyak yang kreatif berkreasi hanya untuk fashion semata, dan yang seperti itu lebih banyak yang suka yah karena memang terlihat enak dimata kita sebagai manusia padahal dimata Allah belum tentu demikian.
Kalau sekarang sudah jarang tutorial hijab, karena yang berhijab lebih ingin terlihat simple. Bila tutorial hijab banyak menggunakan pashmina, sekarang mulai terkenal lagi deh hijab square, sayangnya trend ini juga nggak cocok dengan janji saya, pengguna hijab square banyak yang memakai hijab tapi tak menutup dada.
Cobaan lain yang hingga kini masih saya kuat-kuatin adalah tidak memasang foto sebelum berhijab, kadang suka sedih melihat teman-teman yang sudah berhijab namun masih sering membuka aib diri sendiri ketika masih belum berhijab. "secantik-cantik kita di foto tanpa hijab, lebih cantiklah kita saat sudah berhijab."
Yang suka buat saya risih itu, selalu ada teman yang taging foto di FB ketik saya belum berhijab, akhirnya sudah sejak lama sih saya tutup FB saya, karena akun FB ternyata tidak bisa di hapus, mau hapus foto-foto pun malas, foto saya ribuan disitu akhirnya memilih tidak approve untuk teman-teman baru, setidaknya kalau ada teman yang taging foto saya tidak berhijab yang tahu yah hanya mereka yang memang kenal saya dari belum berhijab bukan teman-teman yang tahu saya ketika sudah berhijab.
Lambat laun saya pun berjanji pada diri sendiri untuk berhijab lebih baik, melakukan yang seharusnya dan meninggalkan yang memang tidak boleh dipakai lagi karena kita sudah berhijab, diantaranya adalah :
1. Berhijab itu menutup kepala, leher dan dada.
Awalnya saya pakai square hijab, kalau sekarang saya pakai pashmina dan lebih nyaman pakai itu, karena nggak harus memakai peniti di dagu, karena berasa gatel dan kadang bikin telinga dengung karena menarik hijab terlalu kencang. Pakai pashmina lebih memungkinkan untuk menutup dada, karena biasanya pashmina ukurannya besar.
2. Berhijab berarti meninggalkan celana jeans.
Jadi say good bye sama jeans, pelan-pelan sih, nggak langsung juga. Kebetulan saya memang lebih suka pakai rok, cuma dulu rok mini yang dipakai, yang paha kemana-mana dipadu sama kaos yang terawang tali kutang terus saya juga suka pakai dress, mini dress lebih tepatnya, cuma saya dari dulu emang nggak suka pakai baju you can see my ketek, berasa seksih deh kalau sudah pakai baju-baju itu. Janji nggak pakai celana jeans hingga hari ini Alhamdullilah masih bisa di pegang, sudah nggak tergiur buat pakai jeans ketat-ketat.
Namun saya masih belajar terus untuk menutup aurat dengan lebih baik lagi, lama sekali proses belajarnya mulai dari belum menikah hingga sekarang sudah punya anak saja, saya masih berusaha untuk menutup aurat kaki dengan kaos kaki, memakai pakaian yang tidak membentuk tubuh atau tidak menerawang dan banyak lagi yang lainnya.
2012 |
2014 |
2015 |
Berhijab pada akhirnya adalah untuk menjaga diri kita sendiri, bukan hanya tanda cinta umat pada tuhannya, istri pada suaminya dan anak perempuan pada ayahnya.
Berhijab sejatinya menjaga iman kita, untuk terus memperbaiki diri, agar lebih baik lagi dalam beribadah dan mencari ridho Allah semata.
Berhijab yang paling sulit bukan memulainya, namun istiqomahnya hingga menutup mata menemui sang pencipta.
Semoga Allah selalu menguatkan iman untuk terus istiqomah dengan hijab dan memperbaiki diri dengan ibadah yang lebih baik dan untuk teman-teman yang belum berhijab semoga segera berlari mengejar hidayah bukan menunggu.
loph,
Maya Rumi
Amiin, semoga terus istiqomah ya Mbk ^^ Terus menginspirasi banyak orang supaya lebih baik ^^
BalasHapusAamin. Makasih mbak
HapusAwal aku berhijab pas kuliah semester 2, Mbak. Awal tahun 1999. Gak sengaja
BalasHapusGara-gara disindir dosen kala itu. Kuliah saya di keperawatan kan.kudu pake seragam. Saya gak suka tuh. Modelnya emak-emak banget
Nah buat menurunkan kadar model "emak-emaknya", aku pake aja kaus kaki putih. Diantara mahasiswi yang gak berjilbab cuman saya doang tuh yang pake kaus kaki
Taunya baru awal semester disindir " Yang boleh pake jilbab cuman yang berjilbab "
Ya udahlah, daripada disuruh copot kaus kaki. Aku berjilbab aja lah
Cuman masih buka tutup. Malah sempat pas udah kerja buka jilbab setahun. Abis nikah berjilbab lagi. Cuman di rumah buka, jalan baru pake lagi
Baru beneran menutup sekitar 6 tahun ini,Mbak. Dan sampai sekarang masih berusaha memperbaiki diri
wuah bu sudah lebih lama ibu berhijab daripada saya, mudah2an bisa terus istiqomah yah bu dan berhijb bisa menjadi jalan untuk terus memperbaiki diri
HapusSuka sedih karena memang ada beberapa kantor yang ‘mengharamkan’ karyawan nya berjilbab. Dan sampai saat ini pun masih. Btw aku baru tau sejarah di balik Hijab World Day setelah baca blogpost mba ini ^^
BalasHapusTp alhamdullilah kantor aq yg dulu tak membolehkan berhijab, skrg sdh mengganti peraturannya... wl aq udah gak sana, tp seneng buat tmn2 yg udah lama nungguin perubahan peraturannya... semoga manfaat yah mbak sharingnya
Hapuspertahankan terus hijabnya ya mbak
BalasHapusinshaa allah pak, terima kasih suppportnya
Hapus